Tradisi Bakar Batok Kelapa Menyambut Malam 27 Ramadhan, Menerangi Malam Lailatul Qadar

Bakar batok kelapa menyambut malam ke-27 Ramadhan.

KAUR || NUSANTARAMAILS.COM – Tradisi bakar batok kelapa yang disusun menggunakan tongkat merupakan budaya warisan nenek moyang khususnya bagi warga di Eks Kecamatan Kaur Utara Kabupaten Kaur.

Tradisi bakar batok kelapa ini memiliki makna menerangi malam lailatul qadar. Pada jaman terdahulu jauh sebelum ada penerangan listrik, para leluhur menerangi desa dengan membakar tempurung.

Tradisi ini masih dipertahankan oleh generasi muda saat ini. Namun sayangnya, sudah mulai pudar. Tidak semua orang menyempatkan diri untuk menyusun temperung pada malam ke-27 Ramadhan.

Malam lailatul qadar adalah malam penuh berkah. Karena, Allah SWT menurunkan rahmat dan hidayah-Nya kepada umat yang beriman.

Malam ke-27 Ramadhan dengan tradisi bakar tempurung kelapa ini juga disambut antusias anak-anak.

Baca Juga : 

Mereka riang gembira menyambut datangnya Bulan Syawal merayakan lebaran dengan penuh harapan.

“Tradisi ini merupakan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang dulu. Pelestariannya menjadi tanggungjawab generasi muda saat ini untuk dipertahankan,” ungkap Erwadi (56).(yti)

Follow Nusantara Mails di Google News