Sosok Pemimpin Idaman, Meyerang Lawan dengan Tetap Memberi Kenyamanan, Setelah Sukses Bukan Besar Kepala Tapi Mengecilkan Diri

Gambar ilustrasi (foto: dok_fb)

KAUR || NUSANTARAMAILS.COM – “Seburuk-buruknya orang, akan menjadi cerita baik bagi para pencintanya”. Kalimat sederhana ini dapat dilihat dalam kehidupan nyata saat ini. Apalagi di tahun politik, kejernihan hati hilang ditelan rasa cinta.

Begitu pula sebaliknya, “Sebaik-baiknya orang, akan menjadi cerita buruk bagi para pembencinya”. Jadi jangan heran, kalau di dunia politik tidak mengenal cinta sejati maupun setia sampai mati.

“Apapun kebaikan yang dilakukan kandidat calon kepala daerah akan menjadi cerita buruk dihadapan para pembencinya. Begitu pula, seburuk-buruknya calon kepala daerah akan menjadi cerita baik dihadapan para pencintanya,” ungkap Seitapi (46), Rabu (30/10/2024).

Pepatah lain mengingatkan semua orang, naik tanpa harus menjatuhkan, berhasil tanpa mengalahkan dan sukses tanpa harus menenggelamkan.

Kalau belajar dari siotong (alat vital pria, red) akan diperoleh bagaimana perjuangan yang sebenarnya. Mengapa, karena siotong menyerang dengan tetap memberi rasa nyaman bagi lawan.

Baca Juga : 

Dia selalu tampil didepan tanpa menonjolkan diri, ada saatnya dia keras, ada saatnya pula dia lembut. Yang paling penting adalah setelah sukses atau puas dia tidak besar kepala namun justru dia mengecilkan diri.

“Pemimpin seperti inilah yang didambakan oleh masyarakat. Oleh karenanya, belajarlah dari alam sekitar dan pengalaman pribadi. Banyak cara belajar agar tidak terjerumus pada kondisi yang diluar nalar,” ungkapnya.(yti)

Follow Nusantara Mails di Google News